Besarnya Animo Masyarakat Rohil Inginkan Pemimpin Baru Untuk Rohil Lebih Baik
Anggaran Daerah dinilai lebih banyak digunakan untuk acara seremonial dan rutinitas pejabat sedangkan untuk pembangunan sangat minim. Keadaan tersebut terlihat jelas dari masih banyak daerah kumuh di kabupaten Rokan Hilir tanpa infrastruktur yang memadai dan sungai-sungai hampir tertutup oleh sedimen lumpur, sehingga sebentar saja hujan kampung sudah tergenang banjir
Baca Juga:
Selain itu, dalam situasi politik dan pemerintahan, dirasakan masih sering terjadi intervensi, seperti terhadap penghulu yang tidak satu haluan dukungan maka pemimpin daerah tidak segan-segan memerintahkan Inpestorat untuk memeriksa penggunaan ADD dan DD, sehingga diduga para penghulu menjadi alat politik.
Diharapkan ke depan agar Kabupaten ini maju tanpa kepentingan yang kental dari seorang oknum pemimpin, sudah saatnya masyarakat memilih pemimpin baru. Saat ini dikalangan masyarakat yang sangat familiar nama yang didukung adalah Tokoh sentral yang sudah melekat dihati masyarakat yaitu H.Bistamam yang akan berpasangan dengan Jhon Charles BA, MBA.
Iskandar selaku Kordinator masyarakat Perubahan Rokan Hilir Mengatakan, dengan bergabungnya Tokoh karismatik dan tokoh pemuda tersebut, maka calon lain termasuk incumben akan rontok di pilkada serentak 2024.
"Bergabungnya Tokoh karismatik dan tokoh pemuda tersebut, maka calon lain termasuk incumben akan rontok di pilkada serentak 2024 nanti," sebut Iskandar.
Lebih lanjut Iskandar menyebut, dengan pemimpin baru, kami yakin terjadi perubahan yang lebih baik untuk Kabupaten Rokan Hilir kedepan. Oleh karena itu kita mendukung pemimpin karismatik yang peduli dan berbakti kepada Kampung halaman yaitu, H.Bistamam dan Jhon Charles BA, MBA.
Saat ini beredar informasi di kalangan masyarakat bahwa diduga terjadi jual beli jabatan, untuk Pj Penghulu, Kepala Sekolah dan jabatan lainya. Selain itu, pada saat ini masih banyak persoalan hukum yang belum tuntas dan masih berjalan sehingga mengganggu efektivitas pemerintahan dan membuat nama daerah menjadi tercemar.
Editor: Sigalingging
